Bawang putih merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mengandung banyak antioksidan, sebab itu banyak masyarakat yang mencari bawang putih untuk dikonsumsi sehari-hari. Banyaknya manfaat pada bawang putih sering kali digunakan sebagai bahan bumbu pelengkap, obat-obatan, maupun penyedap masakan.
Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) Dr. Prayudi Syamsuri menjelaskan saat ini banyak sekali petani yang menjalankan budidaya bawang putih. Selain mudah, usaha ini juga sangat menguntungkan.
Namun, terdapat juga resiko yang cukup besar di baliknya yakni kegagalan penanganan pascapanen. Hal tersebut, menurut Prayudi, dapat menyebabkan penurunan bobot maupun kerusakan pada umbi karena busuk, berjamur, dan tumbuh.
“Karena berbagai masalah tersebut akibatnya pada saat panen raya harga jual bawang menjadi rendah dan tidak sesuai dengan biaya yang harus dikeluarkan saat produksi. Oleh sebab itu diperlukan adanya perbaikan pascapanen pada bawang putih yang lebih tepat dan efisien sehingga dapat memperpanjang umur simpan bawang putih,” ujar Prayudi.
Dalam menjaga kualitas saat penyimpanan dan pengeringan pada bawang putih dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi instore drying. Hal ini memberikan peluang terhadap para petani bawang putih dalam mengatasi penanganan pascapanen terutama pada musim hujan.
Instore dryer didisain berupa bangunan dengan sirkulasi udara yang baik serta dilengkapi pemanas untuk proses pengeringan. Rangka bangunan instore dryer terbuat dari baja ringan dengan lantai rabat beton, dinding dari polikarbonat, atap bangunan dari spandek transparan, dan rak penyimpanan dari kayu.
Peneliti BB Pascapanen Tatang hidayat memaparkan, “Penyimpanan dalam suhu dan kelembaban yang sesuai mampu mempertahankan kualitas dan memperpanjang masa simpan hasil pertanian, karena dapat menurunkan proses respirasi, memperkecil transpirasi dan menghambat perkembangan mikrobia.”
Lebih lanjut diterangkan teknologi ini memiliki berbagai keunggulan yang akan menguntungkan bagi para petani seperti, mempercepat proses pelayuan dan pengeringan bawang putih yang biasanya membutuhkan waktu 10 hinggai 15 hari pada musim hujan menjadi 2 sampai 3 hari saja. Untuk tingkat kerusakan pada umbi bawang putih juga dibawah 0,1%.
“Tidak hanya sampai di situ, teknologi ini juga dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan benih bawang putih dan mempercepat pematahan domansi bawang putih dari 5 hingga 6 bulan menjadi 3 bulan saja dengan daya tumbuh benih diatas 95%. Selain itu teknologi ini tidak bergantung dengan cuaca dan akan menghemat sampai 75% untuk kebutuhan lantai penjemuran. Melalui teknologi ini tentunya juga akan menghemat biaya operasional menjadi lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya,” sambung Tatang.
Leave a Reply