Jeruk Pamelo yang juga biasa disebut jeruk Bali mempunyai ciri khusus yaitu ukurannya besar. Selama ini masyarakat mengenalnya dengan nama jeruk Bali, padahal jeruk ini bukan berasal dari Bali. Badan Litbang Pertanian memiliki koleksi 34 varietas pamelo yang terawat dengan baik di IP2TP Punten, Balitjestro.
Ciri jeruk Pamelo adalah bentuk buah bulat ada yang berbentuk agak gepeng dengan berat 1.150-3.400 gram, diameter 14,56-25,1 cm, warna kulit hijau sampai hijau kekuningan, tebal kulit 2,1 – 3,73 cm, kerekatan dengan daging buah sangat kuat, warna daging buah putih sampai merah, jumlah segmen 10-18, kerekatan antar segmen sedang ukuran pulp lebih panjang dibandingkan dengan jenis jeruk yang lain. Brix 11-12 % dan mempunyai daya simpan yang baika
Jenis yang berkembang diantaranya Nambangan, Magetan , Giri Matang, Pangkajene Merah dan Putih, Bageng Taji, Sigola – Gola, Raja, Ratu, Sri Nyonya Astano dan beberapa jenis yang lain.
Di 2020 produksi pemelo berdasarkan data BPS sebesar 129 568 ton dengan penghasil terbesar Sulawesi Selatan.
Badan Litbang Pertanian sendiri telah merilis varietas Pamelo yaitu Pamindo agrihorti dan MTR 19. Kedua varietas ini sendiri dirilis tahun 2015 dan 2018.
Pamindo Agrihorti memiliki ciri jumlah biji sedikit dan warna daging buahnya yang merah dengan tekstur yang lembut serta berat buah rata-rata 660-1470 gr/buah. Sedangkan MTR 19 memiliki keunggulan rasanya yang manis dengan total padatan terlarut 9 – 11,3 brix. Kedua varietas ini merupakan hasil pemuliaan dengan sinar gamma.
Pamelo sendiri dimanfaatkan untuk dikonsumsi secara langsung maupun olahan. Banyak produk-produk olahan dengan bahan dasar pamelo seperti permen, manisan, dan olahan makanan lainnya. Selain itu manfaat jeruk ini sangat besar bagi tubuh kita. Antioksidan dalam vitamin C berfungsi untuk membantu mencegah kerusakan sel akibat molekul radikal bebas. Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi buah-buahan salah satunya jeruk dapat memberikan perlindungan lebih tinggi terhadap bahaya kanker
Leave a Reply