Mulsa Organik Meningkatkan Produksi dan Mengatasi Kekeringan

Mulsa merupakan suatu material penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Mulsa dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan materialnya yaitu mulsa organik dan mulsa anorganik.

Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang. Mulsa organik diberikan setelah tanaman atau bibit ditanam. Keuntungan mulsa ini adalah lebih ekonomis, mudah diperoleh, dan dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik pada tanah.

Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar/tidak dapat terurai. Contoh mulsa anorganik adalah mulsa plastik, mulsa plastik hitam perak atau karung. Mulsa ini dipasang sebelum tanaman/bibit ditanam, lalu dilubangi sesuai dengan jarak tanam.

Pada lahan rawa pemanfaatan mulsa belum banyak dilakukan. Balai Penelitian Lahan Rawa (Balittra) mencoba melakukan penelitian terhadap pemanfaatan mulsa pada tanaman tomat.

Tomat dapat ditanam pada lahan rawa, baik pada sistem surjan maupun hamparan, tergantung pada tipe luapan. Menanam tomat dapat dilakukan pada musim hujan maupun musim kemarau. Penanaman pada musim kemarau sering mengalami kekeringan karena curah hujan yang rendah, akibatnya hasil tomat menjadi rendah.

Salah satu upaya mengatasi masalah kekeringan yaitu dengan penggunaan mulsa. Bahan yang bisa dijadikan mulsa antara lain mulsa plastik untuk yang anorganik, atau mulsa alang-alang, brangkasan palawija untuk organik.

Hasil penelitian di lahan rawa menunjukkan bahwa pemberian mulsa dapat meningkatkan hasil tomat. Hasil yang didapat dari ketiga bahan mulsa tersebut berbeda. Bahan mulsa terbaik adalah yang berasal dari brangkasan palawija dengan hasil mencapai 23,6  ton per hektar.

Mulsa dari alang alang memberikan hasil 19,0  ton per hektar, mulsa plastik 15,9  ton per hektar, sedangkan tanpa mulsa hanya menghasilkan 12,3 ton per hektar.

Pemberian mulsa brangkasan palawija memberi keuntungan karena melapuk secara perlahan sehingga menambah hara bagi tanaman.