Jakarta – Jumat 01 Maret 2019 diadakan acara Sharing agritech Bersama kementrian Pertanian ( Kementan ) yang diinisiasi oleh IDSF serta kerjasama dengan Kementan. Acara diselenggarakan di Gedung Pusat Informasi Agribisnis ( PIA ). Acara itu sendiri dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama adalah pemaparan dari Kementrian Pertanian yaitu dari direkorat pembiayaan dan yang kedua dari balitbangtan. Kemudian sesi kedua adalah sharing dari startup agritech yang dipandu langsung oleh Sekjend Kementan , Bpk Ir Syukur Irwantoro, M.S., M.B.A serta dimoderatori oleh Bapak Jefry dari Komunitas IDSF.
Acara berlangsung meriah dan peserta sangat antusias, dilihat dari animo pengunjung yang sampai keluar ruangan. Acara pada sesi yang dibuka dengan menampilkan video inovasi yang dari kementrian pertanian yang sering di publish juga melalui tvtani.tv itu berlangsung menarik animo penonton agar terangsang ide apa yang tepat untuk diaplikasikan masyarakat serta kita semakin semangat untuk terjun langsung ke petani.
Pada acara sharing session, Bapak Syukur langsung fokus kepada intinya, beliau menjelaskan bagaimana Visi kementan Upaya yang sedang dan akan dilakukan dan permasalahan yang dihadapi, kemudian langsung menembak peserta yang hadir dengan sebuah pernyataan singkat.
“ upaya solusi apa yang akan kalian berikan terhadap visi kita Bersama ini ?”.
Perlahan satu persatu mulai memberikan solusi sesuai bidangnya, namun karena terlalu banyak solusi dan kelihatan parsial, maka dibuatlah klasifikasi berdasarkan bidang fokus seperti Teknologi Inovasi berbasis Hardware seperti IOT, dan hardware aplikatif, maupun software pendataan seperti dari wesolve.id, dan datahub ,Lembaga permodalan atau financial technology seperti vestifarm, crowde, dan igrow , kemudian ecommerce seperti sayurbox, grosirtani , lalu juga ada kelompok pendampingan petani seperti prestani, bursatani, sampai ke kelompok tani dari merbabu dan juga pendamping petani Kopi dari Bandung Utara , serta cluster satu lagi yaitu inovasi berbasis penemuan baru dan lainnya.
Setelah buatkan sub bidang, mulai masing masing memberikan gambaran singkat apa upaya yang dibangun serta masalah yang dihadapi di perjalanan, serta harapan yang diinginkan kedepan. Beragam memang pendapat dari masing masing pelaku agribisnis ini, misal ketika para pendamping petani banyak menemukan masalah yang berhubungan langsung dari aplikasi teknologi yang belum bisa sepenuhnya dilakukan, serta startup yang berbasis software maupun hardware berharap bisa diterapkan sehingga masih banyak dari pelaku agritech ini seolah belum satu visi, dan bergerak parsial berdasarkan egonya masing-masing.
Dari sini Bapak Syukur selaku Sekjend langsung angkat bicara sekaligus memberikan pandangan serta usulan, beliau mengatakan bahwa permasalahan kita tidak linier, tidak bisa saling lempar tanggung jawab, dan tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu atau dua startup, maka diperlukan kolaborasi dalam penyelesaian permasalahannya. Agar kita mau membangun semangat kolaborasi terutama diantara startup agritech ini. Sharing session yang diselenggarakan hari ini bukan berarti akhir tapi awal, kemudian salah satu langkah kongkrit dari kementan adalah ruangan Gedung Theater PIA ini diberikan secara gratis untuk aktivitas berkomunitas, sharing dan melakukan inovasi dan kolaborasi dari agritech kedepannya. Visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia harus disusun secara matang dan didukung oleh seluruh stakeholder, Mari berkolaborasi Bersama ujarnya.
Selain sharing session , para startup agritech juga diberi kesempatan untuk menjajakan produknya, mulai dari startup senior seperti dari crowde, igrow, tanijoy, datahub, sampai ke startup yang baru mulai seperti etanee, neurofarm dan lainnya. Pengunjung serta tenant sangat antusias terhadap acaranya. Seperti yang kami temui salah satunya adalah mahasiswa magister UI Mas Mochamad Arief Hermawan Sutoyo yang sedang melakukan thesis di bidag Ilmu Komputer yang berharap muncul ide yang tepat berbasis aplikasi untuk petani, bukan hanya sekedar membuat aplikasi yang mengikuti trend saja , tapi berdampak nyata dan sesuai kebutuhan petani.
Dengan banyaknya startup agritech ini seperti yang diharapkan di awal oleh Bapak Arief selaku perwakilan dari Kementan yang bertanggung jawab dalam Pengembangan Agribisnis ini, kedepan bisa menjadi tonggak semangat kita dalam berkolaborasi mensejahterakan petani, antara Kementrian Pertanian selaku regulator, dan startup sebagai pemain yang berhubungan langsung dengan masing masing stakeholder pertanian.
Leave a Reply