Perang Rusia dan Ukraina membuat penjualan pupuk dan tanaman dari Rusia terhenti. Namun, tak menghalangi Indonesia untuk mengimpor dari negara lain.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto menjelaskan impor pupuk Indonesia pada Mei 2022 meningkat US$ 45,1 juta dibandingkan April 2022. “Berasal dari Yordania, Kanada, dan Mesir,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (15/6/2022).
Setianto merinci, nilai impor pupuk pada Mei 2022 sebesar US$ 273 miliar meningkat 12,8% dibandingkan dengan April 2022 yang sebesar US$ 227,9 miliar. Sementara secara volume meningkat 14,39% dibandingkan April 2022.
Secara kumulatif atau Januari-Mei 2022, nilai impor pupuk Indonesia sebesar US$ 1,6 miliar atau lebih tinggi dibandingkan periode Januari-Mei 2021 yang sebesar US$ 1,3 miliar.
Seperti diketahui, akibat adanya perang Rusia-Ukraina sejumlah negara melakukan pelarangan ekspor pupuk seperti Rusia, China, Vietnam, dan Kirgistan. Importir pupuk terbesar ke Indonesia saat ini adalah Rusia dan China.
Selain pupuk, BPS juga mencatat impor komoditas paling besar pada Mei 2022 adalah gula dan kembang gula yang sebesar US$ 106.8 juta atau naik 18,22%. Berasal dari Thailand, Brasil dan Mesir.
Selanjutnya bahan bakar mineral tercatat US$ 74,6 juta, daging hewan US$ 66,2 juta dan logam mulia US$ 46,2 juta.
Sedangkan komoditas yang turun adalah serealia -US$ 62,5 juta, makanan dan peralatan mekanis serta bagiannya -US$ 65,2 juta, ampas dan sisa industri makanan US$ 103,5 juta, besi dan baja -US$ 254,4 juta, mesin dan peralatan listrik serta bagiannya -US$ 254,9 juta.
Pada Mei 2022 impor Indonesia secara total turun 5,81% dibanding April 2022 atau sebesar US$ 18,61 miliar. Penyebabnya adalah menurunnya nilai impor komoditas seperti mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya yang merosot 11,16%. Lalu besi dan baja turun 22,81%.
Leave a Reply