Kabupaten Bogor sangat kaya akan kekayaan alam nya, potensi pada sektor pertanian terus mengalami kenaikan. Bupati Bogor Ade Yasin menjelaskan, potensi tersebut perlu kita kelola terus secara eksplisit dan koordinatif di setiap wilayah. Hal tersebut dikatakannya saat rapat koordinasi (Rakor) dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, di Ruang Rapat Bupati, Cibinong, Selasa (15/6).
“Kabupaten Bogor sangat kaya akan kekayaan alamnya, tanah-tanah yang subur dapat diolah untuk pertanian dan perkebunan. Sistem dan teknologi bidang pertanian yang kita edukasikan terus juga membuahkan hasil, sehingga masyarakat kita juga bisa maju dengan potensi yang ada,” ujar Ade Yasin.
Kemudian kata Ade, Kabupaten Bogor sungguh banyak memiliki kelebihan dan potensi dibanding daerah-daerah lain. Hasil pertanian dan perkebunan terutama, bisa menjadi sumber pendapatan dan pemenuh kebutuhan, begitu juga perikanan. Pertanian dan perkebunan, saya kira bisa kita kembangkan dan fokuskan terus tanpa harus mengeksploitasi.
“Untuk mendukung sektor pertanian diantaranya dengan Gerakan Beli Beras Petani Bogor, penerbitan kartu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), pemberdayaan petani millennial di Kabupaten Bogor, dan produksi Kopi Robusta terbesar di Jawa Barat, kata Ade.
Ade mengungkapkan, kita urutan keempat dari penghasil Kopi Robusta di Indonesia, kalau di Jawa Barat kita produsen terbesar kesatu, yakni 4.004 ton. Apalagi di masa pandemi ini kedai-kedai dan tempat kopi kekinian udah banyak. Jadi hasil kopi robusta itu bisa didistribusikan ke UMKM dan pelaku usaha muda.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nurianty menuturkan, terdapat komoditas unggulan pertanian di tahun 2020 diantaranya sektor tanaman pangan yakni ubi jalar dengan produksi 48.294 ton, talas 11.165 ton, ubi kayu 85.861 ton. Untuk sektor hortikultura, manggis 47.022 kwintal dan pepaya 24.926 kwintal, jambu biji (kristal) 64.226 kwintal, rambutan 91.066 kwintal, cabe 57.433 kwintal, tanaman hias bunga 3.999.887 tangkai, tanaman hias daun indah 734.705 pohon, tanaman obat 9.185,8 ton.
“Untuk ekspor, salah satunya ekspor manggis sebanyak 4.124, ekspor ubi jalar sebanyak 73,66 ton. Ekspor tanaman hias pot 39.032 pot, tanaman hias bunga sebanyak 20.000 potong per bulan,” tutur Siti.
Ia menjelaskan, peluncuran ekspor manggis Kabupaten Bogor diresmikan pada tanggal 27 Februari 2019. Manggis Kabupaten Bogor telah dirilis sebagai varietas oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2010 dengan nama varietas ”Raya”. Sentra manggis Bogor berada di Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng, Cigudeg, Sukajaya, Jasinga, Sukamakmur dan Klapanunggal.
“Ekspor buah manggis telah dimulai sejak bulan november 2018 sampai 18 februari 2019 sebanyak 250 kontainer atau sebanyak 4.500 – 5.000 ton buah manggis satu kontainer memuat 18 sampai 20 ton melalui pengiriman laut. Tujuan ekspor adalah ke negara China, sebanyak 7 kontainer atau sekitar 126-140 ton buah manggis,” jelasnya.
Sementara itu, kata Siti, untuk ekspor tanaman hias, peluncuran ekspor tanaman hias Kabupaten Bogor di Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari yang bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional pada tanggal 24 September 2020. Populasi tanaman hias di Kabupaten Bogor tersebar di beberapa sentra yaitu Kecamatan Tamansari, Ciawi, Megamendung, Cisarua, Kemang, Ciseeng, dan Gunung Sindur. Jenis tanaman hias yang telah di ekspor antara lain Monstera, Philodendron, Alocasia, Anthurium, Scindapsus, dan jenis aroid lainnya.
“Terdapat 622 petani eksportir dari Kabupaten Bogor tergabung dalam 52 perusahaan (CV/PT) yang mengeluarkan phytosanitary atau ijin ekspor, dengan rata-rata devisa negara 500-700 juta per hari. Tujuan Ekspor adalah Amerika, Kanada, Jerman, UK, Itali, Korea, Taiwan, Malaysia, Jepang,” kata Siti.
Lebih lanjut Siti mengungkapkan, untuk Gerakan Beli Beras Petani Bogor, yakni “Beras Carita Makmur” yang diproduksi oleh 18 Gapoktan dengan target 85 ton per bulan. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan Perbup No. 9 Tahun 2019 tentang Pembelian Beras oleh Aparatur Sipil Negara pada Pemda Kabupaten Bogor. Dilanjutkan dengan SPK tanggal 17 Februari tahun 2020 sebanyak 22 Kelompok Tani dan SPK tanggal 17 Februari tahun 2021 sebanyak 23 Kelompok Tani.
”Gerakan Beli Beras Petani Bogor ini realisasinya pada tahun 2020 sebanyak 847,5 ton. Sementara target tahun 2021 ini sebanyak 850 ton, selanjutnya target tahun 2022 sebanyak 875 ton, dan tahun 2023 sebanyak 900 ton,” ungkap Siti Nurianty.
Siti menambahkan, soal penerbitan kartu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), sebagai salah satu upaya membantu petani yang areal persawahan terkena bencana pertanian. Kartu AUTP merupakan program sinergi dengan Kementerian Pertanian dimana Pemkab Bogor pada tahun 2021 mengalokasikan dana 900 juta untuk 25.000 ha sawah. Tahun 2020, realisasinya sebesar 2.020 Ha, sementara target tahun 2021 sebesar 5.000 Ha.
“Untuk produksi Kopi Robusta realisasi tahun 2020 sebanyak 4.004 ton, kemudian target tahun 2021 sebanyak 3.698 ton. Selanjutnya dalam hal pemberdayaan petani millennial di Kabupaten Bogor realisasinya tahun 2020 sebanyak 18 kelompok tani, dan target tahun 2021 sebanyak 150 kelompok tani,” tambahnya.(TIM KOMUNIKASI PUBLIK / DISKOMINFO KAB BOGOR)
Leave a Reply