Rotasi tanaman adalah praktek penanaman berbagai jenis tanaman secara bergiliran di satu lahan. Rotasi tanaman diketahui memberikan manfaat bagi tanah. Elemen utama dari rotasi tanaman adalah pengembalian nutrisi melalui tanaman legum setelah penanaman serealia dan sejenisnya. Rotasi tanaman bermanfaat:
1. Mencegah terakumulasinya patogen dan hama yang sering menyerang satu spesies tanaman saja
Famili tanaman pertanian memiliki unsur hama dan penyakit yang relatif sama. Pada kasus ini dapat dicontohkan ketika kamu menanam tomat, maka hama ketika menanam cabai setelah tomat relatif sama dengan hama tomat tersebut. Dengan adanya pola rotasi tanam dapat memutus mata rantai siklus hama yang menyerang sebelumnya. Jika kamu menanam kacang-kacangan sebelumnya, untuk jenis tanaman berikutnya yang bisa ditanami ialah komoditas dari sayur-sayuran atau komoditas daun-daunan seperti kangkung dan sebagainya.
2. Rotasi tanaman juga meningkatkan kualitas struktur tanah
Komoditas tanaman tertentu memiliki sifat yang rakus terhadap unsur hara, sementara itu ada pula tanaman yang justru dapat memberikan kesuburan unsur hara dalam tanah. Misalnya saja untuk tanaman yang rakus unsur hama ini adalah umbi-umbian sedangkan yang mampu meningkatkan kesuburan adalah kacang-kacangan. Dengan demikian jika pada siklus tanam pertama kamu menanam umbi-umbian, maka dianjurkan untuk siklus tanam berikutnya menanam kacang-kacangan. Hal ini untuk memulihkan kembali unsur tanah yang habis oleh umbi-umbian.
3. Menghindari peledakan hama dan penyakit tanaman.
Metode ini dapat mengurangi pestisida dan herbisida digunakan. Penggunaan pestisida terbatas karena hama tidak bisa membangun populasi karena mereka tidak memiliki sumber makanan yang stabil ketika panen berubah dari tahun ke tahun. Siklus reproduksi hama juga terganggu dengan perubahan dalam tanaman, mencegah jumlah hama berkembang pesat.
Leave a Reply