Mengenal Varietas Kopi Arabika terpopuler

Habitat asli dari kopi arabika adalah pegunungan di Ethiopia, Afrika. Seiring berjalannya waktu, tanaman dengan nama Latin Coffea arabica ini tumbuh subur di berbagai sudut dunia, termasuk Indonesia.

Sudah rahasia umum bila kopi arabika menjadi kopi paling digemari di seluruh penjuru dunia. Rasanya yang unik membuat kopi ini diburu para pencintanya. Kopi arabika yang tersebar di Indonesia memiliki banyak varietas. Tiap varietas memiliki keunggulannya masing-masing,baik dari segi tanaman maupun cita rasa.

Bila Anda ingin memulai budidaya kopi arabika, pemilihan jenis varietas akan memengaruhi kualitas kopi nantinya. Varietas ini juga harus disesuaikan dengan jenis lahan dan lingkungan penanaman kopi.

Setidaknya, ada beberapa vaeritas kopi yang disarankan oleh Kementerian Pertanian melalui Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Jenis kopi yang dimaksud merupakan kopi varietas unggul. Empat di antaranya varietas kopi seperti berikut.

Sigagar Utang

Kopi arabika ini memiliki tipe pertumbuhan semikatai. Produktivitasnya dapat menyentuh angka 1.500 kilogram per hektare pada populasi pohon 1.600 pohon per hektare. Seiring dengan sebaran hujan, pertumbuhannya akan terus meningkat.

Pohon kopi arabika Sigagar Utang rentan terhadap serangan hama bubuk buah. Kopi ini juga agak rentan terhadap nematoda Rodopholus similis. Namun, kopi ini cukup tahan terhadap penyakit karat daun.

Keunggulan kopi arabika Sigagar Utang adalah rasanya yang baik. Kopi dapat ditanam pada ketinggian lebih dari 1.000 mpdl.

S  795

Varietas ini memiliki produktivitas yang tinggi yakni 1.000—1.500 kilogram per hektare pada kepadatan tanaman 1.600—2.000 pohon per hektare. Pohon kopi arabika S 795 memiliki ciri pertumbuhan tinggi dan agak melebar. Daun kopinya tumbuh rimbun sehingga batang pokok tertutupi. Biji kopi besar namun tidak seragam.

Buah kopi varietas S 795 pertama kali dapat dipanen setelah 15—24 bulan pascapenanaman. Sebaiknya, budidayakan varietas ini pada ketinggian di atas 1.000 mpdl. Tanaman kopi S 795 cukup tahan penyakit karat daun dan rasanya cukup baik.

Andungsari 1

Varietas berikutnya adalah Andungsari 1. Tanaman ini memiliki tipe pertumbuhan kate atau dwarft. Ciri tanaman adalah daun berbentuk oval bergelombang, lentur, dan lebar. Ketika berbuah, buah akan masak kurang bersamaan. Biji buah tampak lonjong. Buah ini akan tampak pada 15—24 bulan setelah ditanam.

Produktivitas Andungsari 1 berkisar 3.500 kilogram per hektare dengan populasi 3.300 pohon per hektare. Sama seperti pohon kopi arabika lainnya, pohon ini sebaiknya ditanam pada ketinggian di atas 1.000 mpdl. Mulai ketinggian 900 mppl, pohon ini mulai tahan terhadap penyakit karat daun.

USDA 762

Produktivitas kopi varietas USDA 762 dapat mencapai 800—1.200 kilogram per hektare pada populasi 1.600—2.000 pohon per hektare. Pohon ini tahan terhadap penyakit karat daun. Cita rasa yang dimiliki pun tergolong baik.

Ciri pertumbuhan kopi USDA 762 adalah bertipe tumbuh tinggi dan melebar. Buah memanjang dengan ujung runcing berjenggot. Biji buah membulat seragam dan pertama kali berbuah pada 32—34 bulan setelah ditanam.