Pisang Cavendish adalah pisang yang laris. Pisang Cavendish ini populer di banyak negara. Harga jualnya juga dinilai bagus. Banyak petani saat ini berusaha membudidayakannya. Seperti apa sebenarnya asal-usul pisang Cavendish ini?
Ada yang bilang bahwa pisang Cavendish adalah pisang Ambon putih. Namun ada pula yang berpendapat bahwa pisang Cavendish adalah spesies tersendiri.
Meski begitu, pisang ini harus diakui adalah buah yang sangat terkenal di banyak negara. Pisang Cavendish menjadi salah satu komoditas yang populer diperdagangkan, baik itu diimpor atau diekspor.
Saat ini ada tren para petani yang mulai membudidayakan pisang Cavendish dalam jumlah yang banyak. Tren ini terlihat di daerah Jawa.. Mereka tergiur dengan keuntungan, karena disebutkan harga pisang Cavendish yang menjanjikan.
Sebenarnya mengapa pisang Cavendish ini mulai ramai dibudidayakan dan bagaimana asal-usul pisang Cavendis tersebut? Simak artikel ini sampai selesai ya.
Asal-usul pisang Cavendish
(Wikipedia.org) |
Teman William Cavendish yang bernama Joseph Paxton kemudian membudidayakan pisang tersebut di rumah kaca milik di Chatsworth House, daerah Inggris tengah. Paxton yang juga kepala taman itu menggambarkannya sebagai Musa cavendishii, merujuk kepada orang yang mempekerjakannya.
Pisang yang dibudidayakan di Chatsworth itu kemudian dikirim ke berbagai tempat di Pasifik pada tahun 1850an. Pisang tersebut kemudian berkembang sampai di daerah Amerika Latin dan Karibia.
Pisang Cavendish awalnya bukanlah pisang yang dianggap unggulan. Sebab saat itu, berbagai perkebunan pisang di Amerika Tengah ditanami pisang varietas Big Mike atau Gros Michel.
Gros Michel ini di Indonesia biasa disebut dengan pisang Ambon. Banyak masyarakat Indonesia yang paham bahwa pisang Ambon adalah pisang unggulan, dengan kulitnya yang tebal dan rasa buahnya yang manis dan lezat.
Mulai tahun 1890, penyakit Fusarium mulai muncul di perkebunan pisang Amerika Tengah. Dengan pelan dan pasti, Fusarium membuat pisang layu dan menghancurkan banyak perkebunan.
Meski begitu, tidak ada tindakan nyata untuk bisa menahan penyakit tersebut. Pada tahun 1950an, hampir semua varietas Gros Michel di daerah Amerika Tengah, musnah diserang penyakit Fusarium.
Padahal pisang ini adalah kultivar utama yang diekspor ke berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Utara dan Eropa. Lalu bagaimana para pengusaha pisang itu melanjutkan bisnisnya?
Pisang Cavendish mulai ditanam secara luas
(Pexels.com/Gratisography) |
Hingga pertangahan abad ke-20, tepatnya pada tahun 1950an itu, nasib pisang Gros Michel semakin memprihatinkan. Jenis pisang itu hampir punah karena terus dihajar oleh Fusarium dan belum ada obat yang bisa menghentikan hama tersebut.
Akhirnya, pisang Cavendish dipilih dan dicoba untuk ditanam di bekas perkebunan Gros Michel. Tak dinyana, Cavendish tumbuh dengan baik dan tahan terhadap jamur yang telah menghancurkan Gros Michel.
Setelah itu, para pengusaha meyakini bahwa pisang Cavendish tahan terhadap hama Fusarium sehingga terus dikembangkan.
Selain itu, secara kromosom, pisang Cavendish juga mirip dengan pisang Gros Michel. Keduanya adalah jenis tanaman triploid yang masuk dalam kelompok kultivar AAA. Ini adalah jenis pisang yang terbentuk dari varietas Musa acumminata.
Bentuk pisang Cavendish dan pisang Gros Michel juga tak terlalu beda jauh. Rasanya, meski banyak orang berpendapat bahwa Gros Michel atau pisang Ambon lebih lezat, tapi pisang Cavendish lumayan bisa mengimbangi.
Akhirnya, ketika pisang Cavendish ini dikembangkan, ia menjadi salah satu kultivar pisang yang sangat populer dan bahkan dapat disebutkan saat ini Cavendish adalah kultivar yang paling populer dibandingkan kultivar lainnya.
Jenis pisang Cavendish
(Wikipedia.org/KraYa) |
Dwarf Cavendish atau Cavendish Kurcaci ini seperti namanya, batang pohonnya pendek. Ia tahan terhadap angin dan lebih mudah ditata. Varietas ini banyak yang sudah dibudidayakan dan bersanding dengan Grande Naine.
Sedangkan Grande Naine adalah varietas Cavendish yang kini lebih dikenal dengan nama pisang Chiquita, merujuk kepada merek yang memproduksinya, Chiquita Brands International.
Kemudian ada pisang Lacatan atau Masak Hijau. Sebutan nama ini merujuk sebutan pisang di Malaysia yang biasanya kalau matang berwarna hijau kekuning-kuningan, atau di Indonesia biasa disebut pisang Ambon lumut. Varietas ini tersebar di hampir seluruh Asia Tenggara.
Di Indonesia, produsen pisang Cavendish yang paling terkenal adalah Sunpride. Awalnya banyak yang mengira bahwa pisang Cavendish Sunpride adalah pisang impor tapi faktanya pisang Cavendish tersebut adalah produksi sendiri di Indonesia.
Harga bibit pisang Cavendish di Indonesia
(Unsplash.com/Jeremy Zero) |
Harga bibit pisang Cavendish juga beragam di tiap daerah. Harga bibit pisang Cavendish yang kami informasikan adalah harga rata-rata dan bukan harga patokan.
Bibit pisang Cavendish varietas Giant harganya sekitar Rp.20.000,-
Bibit pisang Cavendish Sunpride harganya sekitar Rp.20.000.
Bibit pisang Cavendish G9 harganya sekitar Rp.17.000
Semua harga tersebut sebenarnya bervariasi, bergantung pada ukuran bibit dan daerahnya. Jika Kisanak kenal dekat dengan petani yang khusus melakukan pembibitan, besar kemungkinan bisa mendapatkan harga yang jauh lebih murah.
Tunggu cerita lain seputar pisang cavendish hanya di jurnalagro.com
Leave a Reply